Sabtu, 18 September 2010

sekilas pandang


SEKILAS PANDANG TENTANG DESA SIDOLE

Desa Sidole adalah desa yang penduduknya bermayoritas beragama Islam dan bermata poencarian sebagai peladang atau berkebun,sedangkan suku adalah suku kaili sub rai. Yang masih mempertahankan kearifan lokal dalam menjalani segi kehidupan baik dalam percocok tanam maupun segi sosial lainnya. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dengan menanam kakao/coklat,kelapa,sedangkan sebagian kecil mereka berdagang.
Sebagai masyarakat yang masih dapat di golongkan sebagai masyarakat pedesaan maka ,masyarakat sidole masih memegang kekerabatan yang kuat baik sebagai saudara atau terhadap pendatang maka tidak heran keramah-tamahan nampak terlihat dengan sangat jelas dan sangat terbuka terhadap siapa saja yang berkunjung ke desa sidole.
Sedangkan adat yang masih nampak terpelihara sampai sekarang adalah adat perkawinan serta adat dalam segi sosial lainya misalnya ada pekelahian,merendahkan martabat perempuan akan mendapat sangasi yang kuat berupa denda.
Sedangkan sidole sendiri diambil dari nama gunung yang ada di desa tersebut yaitu gunung sidole dengan ketinggian 2.100 Mdpl.yang sering didatangi oleh para pendaki baik pendaki lokal atau luar dan desa sidole sendiri adalah salah satu pintu masuk jalur pendakian.dengan rute pendakian selama 2 hari menuju puncak dengan fegetasi yang masih terjaga mengindikasikan bahwa masih terjaganya ekosistem yang ada di dalamnya.
Sedangakan flora dan fauna yang masih bisa di jumpai adalah pohon damar,rotan,nantu,dan yang menjadi maskot adalah Neopentes (kantong semar) sedangkan faunanya adalah rusa.babi hutan,burung allo(rangkong),elang,ular sawa,ular hitam,ayam hutan dll.

Selengkapnya...

DEMOGRAFI DESA


Keadaan topografi

Desa sidole merupakan salah satu dari 12  desa yang berada diwilah kecamatan Ampibabo kabupaten parigi moutong, dengan luas Wilayah desa sidole yaitu 4.237 Ha.
Adapun batas-batas wilayah desa sidole meliputi:

a.       Sebelah Utara berbatasan dengan desa Paranggi
b.      Sebelah Timur berbatasan dengan desa Toga
c.       Sebelah berbatasan dengan desa Tolole
d.      Sebelah berbatasan dengan desa Tanampedagi


Adapun Jumlah penduduk desa sidole Pada tahun 2010-2011 berjumlah 2.354 jiwa
Yang terdiri dari
Dusun 1 jumlah penduduk 583
Dusun 2 jumlah penduduk 499
Dusun 3 jumlah penduduk 634
Dusun 4 jumlah penduduk 638

Kondisi geografis:
-Ketinggian Tanah 50 Mdpl
-Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan-Desa/kelurahan)
  Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan 4.5 Km
  Jarak dari pusat Ibu kota Kabupaten 45 Km
  Jarak dari pusat Ibu Kota Propinsi 95 Km


SARANA DAN PRASARANA

Desa Sidole memiliki beberapa sarana desa meliputi
1.      Balai  Desa
2.      Poliklinik
3.      Mesjid 4 buah
4.      Sekolah dasar 3 buah
5.      Kelompok bermain 2 buah
6.      Taman kanak-kanak 2 buah
7.      SMTP/tsanawiyah 1 buah
8.      Lapangan sepak bola
9.      Lapangan foly
10.  Bulu tangkis
11.  Tenis meja

Selengkapnya...

Sejarah Desa Sidole

Desa Sidole adalah desa yang mayoritas beragama islam dan paling banyak dihuni Suku Kaili, menurut informasi, bahwa desa sidole awalnya bernama desa”Toriyomong” Artinya (orang dalam Hutan), Konon Nama ini diambil dari sepasang suami istri “Linduala” dan “Tandelino. Linduala(suami) yang artinya “Genangan Air Karena Kuasa Allah”, sedangkan Tandelino(istri) yang artinya “Jemputan Siang”. Cara berpakaian sepasang suami istri ini adalah Berbauga (Nesabit) dalam istilah sekarang pakaian mereka itu disebut dengan pakaian primitive (sederhana). Sekitar tahun 1695 para penjajah belanda menemukan nama desa Toriyomong ini, kemudian menggantinya dengan nama desa Torilole yang artinya (orang bodoh), sepasang suami istri ini mendapat keturunana sebanyak tujuh orang, tiga orang perempuan dan empat orang laki-laki, masing-masing mempunyai nama dan arti yang berbeda-beda, yaitu: 1. Remainta (perempuan) artinya keterangan yang jelas
2. Lasalemo (Laki-laki) artinya kebersamaan
3. Yatireme (perempuan) artinya jelas terang
4. Mulajadi (Laki-laki) artinya Pertama ada
5. Mulahu (Laki-laki) artinya mulai kerja
6. Ndalara (Laki-laki) artinya baik hati
7. Nurumbulafa(Perempuan) artinya harum

Dari ketuju orang anak dari sepasang suami istri inilah penduduk desa Torilole Semakin banyak, menurut sejarah, remeninta dan Intareme Mendapatkan jodoh dari suku mandar dan suku bugis, namun setelah menikah, mereka mengikuti tempat suaminya dilahirkan( kampung halaman suaminya), sedangkan Lasalemo, Mulajadi dan Mulahu mereka merantau kepantai barat, tanah bugis dan sebagainya. Sehinggah munculah istilah Sombarigoa (rumah dalam goa), Mangkau Ribone (raja di bone) Pajung Riluwuh Sompa Raja(Tanah kaili), sedangkan Ndalara dan Nurumbulafa menetap tinggal dikampungnya (desa Torilole) kemudian Nurumbulafa menikah denagan Nuru Sakit Maga dengan menggunakan adat Kayori yang berasal dari adat Nuru Kumangi yang sampai sekarang masih membudaya. Sedangkan Ndalara dikawini oleh perempuan yang berasal dari Tinombo Daesingura.Dari keturunan Ndalara dan Nurumbulafa inilah yang dijadikan pnduduk Torilole bertamabah banyak serta ditambah dengan keturunan saudara-saudara mereka yang pulang dari merantau di negeri orang sampai dikampung halamannya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun berganti tahun penduduk Torilole ini semakin hari semakin bertambah, bersama dengan itulah terjadi banjir atau bencana alam sehingga mereka mengungsi kehutan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Setela banjir surut mereka kembali kedesa. Seteleh sekian lama mereka meninggalkan desa akibat bencana alam ada sebagian masyarakat tidak berani pulang bahkan pada akhirnya mereka berpencar ketolole, tanampedagi dan sebagainya Sehingga semakin banyak jumlah penduduk semakin luas kawasan wilayah torilole ini sehingga mulailah mereka(masyarakan torilole) bekerja sama dengan pemerintah belandah, maka hasil dari kerja sama inilah pemerintah belanda menggati nama desa Torilole dengan nama desa Sidole. Adapun nama desa sidole di ambil dari nama kayu sidole, yang ujung kayu tersebut konon dapat dilihat dari sausu, sedangkan nama lain dari kayu itu adalah megufile yang artinya (selalu dilihat) sehingga nama sidole itulah dkenal sekarang dengan nama sidole. Kerena melihat potensi kepemimpinan masyarakat desa sidole ini pemerintah belanda mengambil suatu kebijakan untuk mengankat salah seorang pemimpin pemerintahan di desa sidole tersebut, sehingga terangkatlah kepala desa pertama yang dipimpin oleh pak Padaso.
Adapun nama kepala desa yang pernah meminpin sidole dari kepala desa pertama sampai sekarang, kurang lebih 19 orang yaitu:

1. Padaso
2. Labioya (papa camoani)
3. Lagamara
4. Lopang luna
5. Roringi (masa jabatan 40 tahun)
6. Rantja doa
7. Latorona (beliau berasal dari lere, masa jabatannya 1 tahun 4 bulan)
8. saloko (berasal dari biromaru, masa jabatannya 1 tahun lebih)
9. Thomas dalosa (berasal dari sanger, masa jabatannya 2 tahun)
10. Noyang (masa jabatannya 2 tahun)
11. L. Lapala (berasal dari wombo, masa jabatannya 5 tahun)
12. Kalawasa (masa jabatannya 23 tahun)
13. Dj. Lawita (karteker, menjabat selama 2 tahun)
14. Kalawasa
15. damirntono
16. Asrudin A. Lahia(karteker, menjabat selama 1 tahun)
17. damirntono (diangkat lagi menjadi kepada desa selama 15 tahun)
18. Amanu S. Pauta (menjabat selama 5 tahun)
19. Zabur S.Ag (Alumni STAIN, berasal dari desa Sidole,yang menjabat kepala desa sampai sekarang).




Selengkapnya...

Selengkapnya...

Sekilas pandang tentang aktifitas masyarakat dan kerja mahasiswa KKN UNTAD angk.60..(lokasi Desa Sidole) Selengkapnya...


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Urban Designs