Sabtu, 18 September 2010

Sejarah Desa Sidole

Desa Sidole adalah desa yang mayoritas beragama islam dan paling banyak dihuni Suku Kaili, menurut informasi, bahwa desa sidole awalnya bernama desa”Toriyomong” Artinya (orang dalam Hutan), Konon Nama ini diambil dari sepasang suami istri “Linduala” dan “Tandelino. Linduala(suami) yang artinya “Genangan Air Karena Kuasa Allah”, sedangkan Tandelino(istri) yang artinya “Jemputan Siang”. Cara berpakaian sepasang suami istri ini adalah Berbauga (Nesabit) dalam istilah sekarang pakaian mereka itu disebut dengan pakaian primitive (sederhana). Sekitar tahun 1695 para penjajah belanda menemukan nama desa Toriyomong ini, kemudian menggantinya dengan nama desa Torilole yang artinya (orang bodoh), sepasang suami istri ini mendapat keturunana sebanyak tujuh orang, tiga orang perempuan dan empat orang laki-laki, masing-masing mempunyai nama dan arti yang berbeda-beda, yaitu: 1. Remainta (perempuan) artinya keterangan yang jelas
2. Lasalemo (Laki-laki) artinya kebersamaan
3. Yatireme (perempuan) artinya jelas terang
4. Mulajadi (Laki-laki) artinya Pertama ada
5. Mulahu (Laki-laki) artinya mulai kerja
6. Ndalara (Laki-laki) artinya baik hati
7. Nurumbulafa(Perempuan) artinya harum

Dari ketuju orang anak dari sepasang suami istri inilah penduduk desa Torilole Semakin banyak, menurut sejarah, remeninta dan Intareme Mendapatkan jodoh dari suku mandar dan suku bugis, namun setelah menikah, mereka mengikuti tempat suaminya dilahirkan( kampung halaman suaminya), sedangkan Lasalemo, Mulajadi dan Mulahu mereka merantau kepantai barat, tanah bugis dan sebagainya. Sehinggah munculah istilah Sombarigoa (rumah dalam goa), Mangkau Ribone (raja di bone) Pajung Riluwuh Sompa Raja(Tanah kaili), sedangkan Ndalara dan Nurumbulafa menetap tinggal dikampungnya (desa Torilole) kemudian Nurumbulafa menikah denagan Nuru Sakit Maga dengan menggunakan adat Kayori yang berasal dari adat Nuru Kumangi yang sampai sekarang masih membudaya. Sedangkan Ndalara dikawini oleh perempuan yang berasal dari Tinombo Daesingura.Dari keturunan Ndalara dan Nurumbulafa inilah yang dijadikan pnduduk Torilole bertamabah banyak serta ditambah dengan keturunan saudara-saudara mereka yang pulang dari merantau di negeri orang sampai dikampung halamannya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun berganti tahun penduduk Torilole ini semakin hari semakin bertambah, bersama dengan itulah terjadi banjir atau bencana alam sehingga mereka mengungsi kehutan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Setela banjir surut mereka kembali kedesa. Seteleh sekian lama mereka meninggalkan desa akibat bencana alam ada sebagian masyarakat tidak berani pulang bahkan pada akhirnya mereka berpencar ketolole, tanampedagi dan sebagainya Sehingga semakin banyak jumlah penduduk semakin luas kawasan wilayah torilole ini sehingga mulailah mereka(masyarakan torilole) bekerja sama dengan pemerintah belandah, maka hasil dari kerja sama inilah pemerintah belanda menggati nama desa Torilole dengan nama desa Sidole. Adapun nama desa sidole di ambil dari nama kayu sidole, yang ujung kayu tersebut konon dapat dilihat dari sausu, sedangkan nama lain dari kayu itu adalah megufile yang artinya (selalu dilihat) sehingga nama sidole itulah dkenal sekarang dengan nama sidole. Kerena melihat potensi kepemimpinan masyarakat desa sidole ini pemerintah belanda mengambil suatu kebijakan untuk mengankat salah seorang pemimpin pemerintahan di desa sidole tersebut, sehingga terangkatlah kepala desa pertama yang dipimpin oleh pak Padaso.
Adapun nama kepala desa yang pernah meminpin sidole dari kepala desa pertama sampai sekarang, kurang lebih 19 orang yaitu:

1. Padaso
2. Labioya (papa camoani)
3. Lagamara
4. Lopang luna
5. Roringi (masa jabatan 40 tahun)
6. Rantja doa
7. Latorona (beliau berasal dari lere, masa jabatannya 1 tahun 4 bulan)
8. saloko (berasal dari biromaru, masa jabatannya 1 tahun lebih)
9. Thomas dalosa (berasal dari sanger, masa jabatannya 2 tahun)
10. Noyang (masa jabatannya 2 tahun)
11. L. Lapala (berasal dari wombo, masa jabatannya 5 tahun)
12. Kalawasa (masa jabatannya 23 tahun)
13. Dj. Lawita (karteker, menjabat selama 2 tahun)
14. Kalawasa
15. damirntono
16. Asrudin A. Lahia(karteker, menjabat selama 1 tahun)
17. damirntono (diangkat lagi menjadi kepada desa selama 15 tahun)
18. Amanu S. Pauta (menjabat selama 5 tahun)
19. Zabur S.Ag (Alumni STAIN, berasal dari desa Sidole,yang menjabat kepala desa sampai sekarang).




0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Urban Designs